Avoiding : Strategi Manajemen Selesaikan Konflik dalam Bisnis
Avoiding : Strategi Manajemen Selesaikan Konflik dalam Bisnis - Konflik merupakan bagian alami dari kehidupan manusia, termasuk dalam dunia bisnis. Namun konflik yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat merusak budaya perusahaan, produktivitas, dan reputasi. Oleh karena itu, salah satu aspek penting dalam manajemen bisnis adalah kemampuan untuk mengelola konflik dengan bijak.
Dalam artikel berikut, mari kita bahas mengenai Avoiding sebagai salah satu manajemen konflik yang perlu Anda ketahui sebagai pebisnis.
Pengertian Avoiding
Melampir dari laman Niagara Institute, avoiding dalam konteks interpersonal atau hubungan sosial mengacu pada perilaku atau strategi di mana seseorang berusaha menghindari atau menjauhkan dari konflik atau situasi yang memicu ketegangan. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai situasi, baik di tempat kerja, dalam hubungan pribadi, maupun dalam lingkungan sosial.
Sementara dalam konteks penyelesaian konflik, avoiding seringkali digunakan ketika seseorang menghindari atau menunda pembicaraan yang sulit atau kontroversial. Ini terjadi karena seseorang tidak ingin memperburuk situasi dan merasa tidak nyaman. Biasanya mereka berharap masalah akan diselesaikan dengan sendirinya tanpa harus terlibat.
Namun, strategi menghindari ini tidak selalu efektif atau sehat dalam jangka panjang. Meski dapat membantu mengurangi ketegangan jangka pendek, menghindari konflik atau masalah yang mendasarinya sering hanya memperpanjang atau memperbesar masalah tersebut. Dalam beberapa kasus, menghindari konflik berulang kali dapat kali dapat mengakibatkan penumpukan masalah yang lebih besar dan merugikan hubungan atau situasi yang ada.
Penting untuk diingat bahwa setiap situasi dan konflik dapat memiliki pendekatan yang berbeda dalam penyelesaiannya. Menghindari konflik dalam beberapa situasi tertentu mungkin merupakan pilihan yang masuk akal, terutama jika keamanan fisik atau emosi terancam.
Namun, penting juga untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif dan belajar menghadapi konflik dengan bijak agar masalah dapat diselesaikan secara konstuktif.
Cara Melakukan Avoiding
Berikut ini adalah beberapa cara yang umum dilakukan untuk menghindari atau melakukan avoiding dalam situasi konflik atau ketegangan :
Menghindari Situasi atau Orang yang Memicu Konflik
Jika Anda mengetahui bahwa ada situasi atau orang yang seringkali memicu konflik atau ketegangan, Anda dapat mencoba menghindari atau menjauh dari situasi atau orang tersebut. Misalnya, menghindari keterlibatan dalam percakapan atau acara di mana konflik mungkin terjadi.
Menjaga Jarak Emosional
Salah satu cara melakukan avoiding adalah dengan menjaga jarak emosional dari situasi atau orang yang memicu ketegangan. Hal ini bisa berarti menjaga ketenangan dan menghindari terlibat dalam diskusi atau argumentasi yang dapat memicu emosi negatif.
Mengubah Topik Pembicaraan
Jika percakapan menuju ke arah yang kontroversial atau memicu konflik, Anda dapat mencoba mengalihkan topik pembicaraan ke sesuatu yang lebih netral atau positif. Hal ini dapat membantu mengalihkan perhatian Anda dari konflik potensial.
Menggunakan Teknik Penundaan
Jika Anda merasa tidak siap atau tidak nyaman untuk menghadapi konflik pada saat itu, Anda dapat menggunakan teknik penundaan. Misalnya, Anda bisa mengatakan bahwa Anda perlu waktu untuk berpikir lebih lanjut sebelum merespon atau memutuskan tindakan selanjutnya.
Menghindari Memperburuk Situasi
Jika Anda sadar bahwa reaksi Anda dapat memperburuk situasi atau memicu konflik yang lebih besar, lebih baik menghindari bereaksi secara emosional atau impulsif. Lebih baik menahan diri dan mencari waktu atau tempat yang cocok untuk membahas masalah dengan lebih tenang dan rasional.
Meskipun Avoiding dapat menjadi strategi yang sementara dalam mengelola konflik, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah solusi jangka panjang. Terkadang, konflik perlu dihadapi dan diselesaikan dengan cara yang konstruktif agar masalah dapat diatasi secara efektif.
Contoh-Contoh Avoiding
Berikut ini adalah beberapa contoh situasi di mana seseorang menggunakan strategi avoiding untuk menghindari konflik :
- Seorang karyawan menghindari konfrotasi dengan rekan kerja yang selalu terlambat atau tidak bertanggung jawab dengan tidak mengahukan keluhan atau mengabaikan masalah tersebut.
- Dalam sebuah keluarga, anggota keluarga menghindari pembahasan topik sensitif, seperti perbedaan politik, dengan sengaja mengalihkan perhatian atau mengubah topik pembicaraan ketika topik sensitif tersebut muncul.
- Seorang manajer yang mengetahui adanya ketidaksempurnaan atau masalah dalam timnya memilih untuk mengabaikan masalah tersebut dan menghindari menghadapi anggota tim yang bertanggung jawab.
- Seorang teman yang ingin menghindari dengan teman lainnya memilih untuk mengabaikan atau menunda memberikan umpan balik yang konstruktif tentang perilaku atau tindakan temannya yang dapat menyebabkan masalah dalam hubungan mereka.
Penting untuk diingat bahwa menghindari konflik sementara dalam beberapa situasi mungkin tampak sebagai pilihan yang mudah atau nyaman, namun strategi avoiding ini tidak selalu efektif dalam jangka panjang dan dapat berdampak negatif pada hubungan atau situasi yang ada.
Dalam beberapa situasi tertentu, menghindari konflik mungkin merupakan pilihan yang masuk akal untuk menjaga keamanan fisik atau emosional. Namun, penting juga untuk mengetahui kapan dan bagaimana menghadapi konflik dengan cara yang sehat dan produktif.
Tapi, khusus untuk menghindari masalah keuangan yang terjadi pada bisnis, Anda bisa mengandalkan IPOS. Software toko yang sudah terintegrasi akuntansi yang sudah dipercaya pemilik UMKM. Dengan fitur-fitur canggih yang dimiliki, IPOS mampu mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan Anda secara otomatis.
Coba gratis IPOS di sini.
Baca juga
Perbedaan Komisaris dan Direktur di Perusahaan yang Harus Diketahui
Tips Memikat Investor untuk Kembangkan Bisnis Anda
Kesalahan Pemasaran Online yang Perlu Dihindari Pebisnis
Fungsi Aplikasi Toko Offline untuk Mengoptimalkan Toko
Penggunaan Hashtag dalam Strategi Marketing, Dijamin Jitu!